Strategi Pengembangan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Melalui Digitalisasi Pemilu 2024
Semarang, https://kota-semarang.kpu.go.id Senin (16/8). KPU Kota Semarang mengikuti diskusi daring dengan tema“Strategi Pengembangan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Melalui Digitalisasi Pemilu 2024" yang diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Morowali Utara. Webinar diikuti oleh seluruh Ketua dan Anggota Divisi SDM, Sosdiklih KPU Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, Provinsi Riau, dan Provinsi Sulawesi Tengah.
Pada kesempatan kali ini narasumber yaitu Nugroho Noto Susanto, S.IP (Anggota Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Provinsi Riau) dan Sahran Raden, S. Ag, SH, MH (Anggota Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Provinsi Sulawesi Tengah) dengan Moderator Drs. H Jasman Lamole, MAP Anggota Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Kabupaten Morowali Utara.
Acara dibuka oleh Anggota KPU Republik Indonesia (I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, ST, SH, M.Si).
"KPU melakukan workshop terkait dengan digitalisasi untuk kemudian bisa dikembangkan. Terkait e-voting sudah ada daerah yang melakukan.Untuk riset akan baik, karena pengembangan ilmu kepemiluan. Banyak negara sudah menerapkan ada juga yang gagal, ada juga yang kapok dan ingin kembali lagi ke sistem manual.Dua kewajiban KPU yaitu, melayani pemilih dengan baik dan melayani peserta dengan adil dan setara," kata Dewa Raka.
Transformasi digital sudah dilakukan di beberapa daerah. Media atau platform apapun bisa dipakai. Tidak ada pembatasan inovasi sepanjang sesuai dengan mekanisme yang ada. Sosdiklih perlu kreativitas agar tidak monoton. Dengan melihat kultur masing masing daerah. Rencana membuat buku dengan judul inovasi dan strategi sosdiklihparmas.
Nugroho Noto Kusumo menyampaikan bahwa perkembangan teknologi di era 4.0 sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Pemerataan akses digital di Indonesia belum merata. Tercatat banyak wilayah di Indonesia masih banyak yang blank spot, kesenjangan digital sangatlah terlihat, oleh karena itu kita sebagai KPU haruslah melek dalam dunia teknologi digital di era 4.0.
"Ada beberapa referensi buku tentang demokrasi di ruang digital contoh matinya kepakaran, tarung dan jagat digital", tegas Nugroho.
"Digitalisasi dalam menghadapi era 4.0, prosentase partisipasi pemilih harusnya lebih meningkat. Tetapi peningkatan prosentase di Sulawesi Tengah memang tidak bisa mencapai angka target pemilihan serentak secara nasional yang harusnya 77,5 %. Hal ini tidak menjadi kita berkecil hati dalam mendongkrak angka partisipasi untuk pemilu kedepan. Pengalaman Pemilu 2019 masih ada beberapa kerumitan dalam pemilu yaitu adanya 5 surat suara, " jelas Sahran (tph/kpukotasemarang/foto tbr/NMU)