Semarang, kota-semarang.kpu.go.id - Memperingati Hari Kartini, Bawaslu Kota Semarang menggelar forum refleksi yang menyoroti peran strategis perempuan dalam demokrasi. Dalam forum ini, ditegaskan bahwa tanpa keterlibatan perempuan, sistem politik akan kehilangan separuh kekuatannya, Senin (21/4). Dalam tajuk Rapat Evaluasi dan Publikasi Kinerja, Bawaslu Kota Semarang mengangkat tema 'Refleksi Peran Perempuan dalam Meningkatkan Kualitas Pemilihan Serentak 2024', kegiatan ini menjadi ruang diskusi strategis tentang kontribusi perempuan dalam dunia politik dan kepemiluan. Acara ini menghadirkan tiga narasumber perempuan, Koordinator Divisi Hukum, Pendidikan dan Pelatihan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, Diana Ariyanti, Dosen Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Lita Tyesta ALW, Anggota Bawaslu Kota Semarang, Maria Goreti Jurati Risma Hanjayani. Dalam pemaparannya, Diana Ariyanti menekankan bahwa perempuan memiliki peran penting di berbagai sektor, termasuk dalam politik dan pemerintahan. Ia juga memberikan apresiasi kepada warga Kota Semarang, khususnya para perempuan, atas partisipasi aktif dan kontribusi mereka dalam mewujudkan pemilihan yang aman dan damai pada Pilkada 2024. "Kota Semarang berhasil menjadi salah satu daerah yang aman dalam pelaksanaan Pemilihan Serentak 2024. Ini adalah hasil dari peran aktif semua elemen, termasuk perempuan," ujar Diana. Sementara itu, Prof. Lita menegaskan bahwa keterlibatan perempuan di ranah politik bukan hanya soal representasi, tetapi juga untuk mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada kebutuhan semua lapisan masyarakat. "Partisipasi perempuan menciptakan sistem politik yang lebih baik, adil, dan responsif," ungkapnya. Sebagai penutup, Maria Goreti menyampaikan pesan untuk meningkatkan semangat kolektif guna mendorong keterlibatan perempuan dalam demokrasi. Hadir pada rapat tersebut, Anggota KPU Kota Semarang, Novi Maria Ulfah dan staf Sekretariat KPU Kota Semarang. Melalui forum tersebut, peringatan Hari Kartini di Kota Semarang tak hanya menjadi momen penghormatan sejarah, tetapi juga menjadi panggilan nyata untuk memperkuat peran perempuan sebagai pilar utama dalam proses demokrasi Indonesia. (ens/ed. Foto: ens/KPU Kota Semarang)